Selasa, 16 Agustus 2011

PENGARUH KEDISIPLINAN GURU DAN KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

PENGARUH KEDISIPLINAN GURU DAN KAITANNYA
DENGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Saiful Bahri Yusuf


A. Pendahuluan
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang tugasnya sangat mulia dalam membina, mendidik, membimbing dan melatih sejumlah manusia secara teratur dan kontiniu. Sebagaimana kita ketahui bahwa berhasilnya anak didik adalah karena pandainya guru dalam mengajar, kepribadian guru sangat menentukan dalam pendidikan, apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah menjadi perusak dan penghancur masa depan anak didik terutama anak-anak yang masih kecil
Para pendidik perlu menyadari dan menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai pengetahuan yang dibarengi dengan contoh dan teladan serta disiplin, karena disiplin merupakan latihan bathin agar segala tindakan dan tingkah laku seseorang selalu mentaati peraturan-peraturan yang berlaku dan tidak bertentangan dengantata tertib yang telah digariskan. Guru sebagi penegak disiplin, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, guru harus menjadi teladan bagi terlaksananya suatu disiplin juga harus membimbing muridnya sebagai anggota masyarakat yang disiplin.
Dengan demikian jelaslah bahwa disiplin sangat mempengaruhi dalam meningkatkan mutu pendidikan sebab dengan adanya disiplin semua ketentuan dan tindakan terutama mengenai proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Di sekolah guru memegang peranan yang sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar, karena tanpa guru tidak mungkin proses blajar mengajar dapat berjalan. Oleh sebab itu kedisiplinan guru sangat menentukan atau mempengaruhi disiplin yang lainnya, karena siswa pada suatu sekolah dipengaruhi oleh guru-gurunya.
Darwis A. Sulaiman (1979:128) menjelaskan bahwa “keberhasilan pendidikan di sekolah guru memegang peranan penting, karena guru merupakan panutan bagi murid-muridnya bahkan guru tidak hanya panutan bagi murid-muridnya, tetapi juga merupakan contoh teladan bagi masyarakat lainnya. Dengan demikian jelaslah bahwa jika guru di suatu sekolah disiplin, maka personil lainnya terutama murid-muridnya akan disiplin juga”.
Uraian di atas menunjukkan bahwa kedisiplinan guru sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kedisiplinan guru juga dipengaruhi oleh sikap prilaku dan tindakan pimpinan suatu sekolah. Dengan demikian disiplin guru mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai unsur lainnya.
1. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan pembahasan ini adalah :
a. Kedisiplinan dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Dengan demikian jelaslah bahwa kedisiplinan guru dapat mempengaruhi mutu pendidikan disuatu sekolah, karena guru motor penggerak pada suatu sekolah.
b. Apabila suatu lembaga terutama lembaga pendidikan tidak menerapkan suatu disiplin, maka disiplin nasional tidak akan terwujud, disiplin nasional diawali oleh disiplin pribadi seperti kedisiplinan guru pada suatu sekolah. Jika semua guru sudah menerapkan disiplin dalam jiwanya masing-masing maka proses belajar mengajar di sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka mutu pendidikan akan meningkat.
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan pembahasan adalah untuk mengetahui :
a. Fungsi disiplin di sekolah
b. Tujuan disiplin bagi guru
c. Jenis-jenis disiplin yang diterapkan oleh Guru di Sekolah
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin bagi guru di sekolah
e. Pengaruh Kedisiplina Guru dan kaitannya dengan mutu pendidikan
2. Manfaat Pembahasan
Dari tujuan di atas pembahasan ini diharapkan agar dapat :
a. Menjadi bahan masukan bagi semua pihak terhadap fungsi kedisiplinan bagi para guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
b. Menambah wawasan dan bahan acuan bagi penulis sendiri dan para pembaca lainnya dalam menerapkan disiplin di sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan


C. Pembahasan
Disiplin adalah mematuhi ataumentaati setiap peraturan yang berlakuatau melaksanakan tugas sesuai denganketentuanyang telah ditetapkan. Disiplin ini terbagi tiga yaitu disiplin pribadi, disiplin sosial da disiplin nasional. Dengan demikian jelaslah bahwa disiplin nasional diawali dengan disiplin pribadi.
1. Fungsi disiplin di sekolah
Kedisiplinan di sekolah harus diutamakan, karena disiplin merupakan langkah awal untuk menuju tercapainya pendidikan dan pengajaran, tidak mungkin pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan baik jika disiplin pada suatu sekolah kurang dilaksanakan, pengajaran dapat dikatakan maju bila mana murid-murid dapat belajar efektif, maka murid akann memperoleh pngalaman pndiikan yang baik, hal ini dapat tercapai apabila guru-guru mengindahkan nilai-nilai disiplin yang baik dan sempurna.
Fungsi disiplin disekolah adalah untuk mengarahkan, membimbing dan membina semua unsure yangada disekolah tersebut, baik dewan guru, siswa maupunpihak lainnya. Dengan mentaati da mengikuti disiplin sebagaimana mestinya, maka proses belajar mengajar dengan mudah dapat tercapai, karena semua unsure sudah mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.
Sehubungan dengan hal di atas maka dalam bab ini berturut-turut menjelaskan mengenai tujuan disiplin yang diterapkan oleh guru di sekolah, faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin bagi guru disekolah, peranan disiplin di sekolah dan kaitannya dengan mutu pendidikan.
2. Tujuan disiplin bagi guru
Tujuan disiplin bagi guru di sekolah adalah untuk dapat meningkatkan kualitas, atau mutu pendidikan pada suatu sekolah. Karena dengan adanya suatu peraturan, tata tertib, norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang harus ditekuni dan ditaati serta dilaksanakan oleh guru disekolah, maka sekolah tersebut akan lebih baik dan sempurna. Disamping itu disiplin dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, hal ini disebabkan karena adanya suatu ketertiban dan keteraturan. Sehubungan dengan hal terebut di atas, A.G. Sujono (1987 : 27) menegaskan bahwa “tidak mungkin pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan baik, jika keadaan tidak tertib, segala sesuatu telah tercapai dalam suasana teratur apabila tingkah laku para murid terikat oleh peraturan, sebaliknya keadaan dapat terlambat bahkan kadang-kadang tidak akan tercapai tujuan kalau peraturan, tat tetib di langgar”.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa tanpa disiplin disekolah kmungkinan tujuan pendidikan dan pengajaran tidak akan tercapai, dengan tidak tercapainya tujuan pndidikan da pengajaran, maka mutu pendidikan akan merosot, justru itu dapat dikatakan bahwa tujuan disiplin bagi guru disekolah adalah untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah, untuk mncapai tujuan pendidikan dan pengajaran serta untuk mengarahkan sekolah tersebut kearah yang lebih baik dan sempurna.
Untuk tercapainya tujuan diatas, maka di sekolah yang sebaik mungkin, serta disiplin yang diterapkan itu harus jelas fungsi dan tujuanya apakah tujuan tersebut diarahkan kepada guru, atau siswa, karena tidak akan berjalan dan tercapai tujuan dengan cara memaksa atau kekerasan. S. Nasution (1986:17) merumuskan sebagai berikut :
Ketertiban tercapai bukan dengan kekerasan atau dengan paksaan dari guru, melainka karena patuh akan peraturan, ketertiban akan tetap mereka pelihara sekalipun tidak ada guru di dalam kelas yang menguasai mereka, anak-anak itu akan sanggup mendisiplinkan dirinya sendiri dan dengan itu mereka telah melangkah kearah kedewasaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan disiplin bagi guru di sekolah memegang peranan yang sangat penting yang bertujuan untuk membimbing, membina dan mengarahkan sekolahnya ketingkat yang lebih tinggi dan sempurna.
Kedisiplinan diperlukan oleh setiap orang dimana saja ia berada, baik di kantor, di asrama, di rumah dan disekolah-sekolah sebaga lembaga pendidikan formal. Disiplin dibutuhkan dalam pergaulan sehari-hari di sekolah dalam hubunganya antara siswa dengan siswa, guru dengan guru siswa dengan grunya supaya segala sesuatu dapat berjalan dengan baik sebagaiana yang diharapkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Guru bersama siswa melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dengan demikian untuk tercapainya disiplin bagi guru di sekolah diperlukan diperlukan kerja sama antara guru dan murid serta pihak lain yang turut mendukung dan membina tentang rencana dan program yang akan dijalankan ol guru, karena tidak mungkin tercapai tujuan sesuatu jika tidak ada kerja sama secara terpadu yang saling dukung mendukung demi untuk tercapainya disiplin bagi guru di sekolah. Guru diharapkan mempunyai kmauan dan kemampuan yang inggi dalam dunia pendidikan, dan punya tanggung jawab yang tinggi untuk dapat tercapainya disiplin yang baik.
3. Jenis-jenis disiplin yang diterapkan oleh Guru di Sekolah
Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak jenis di siplin yang diterapkan oleh setiap orang di mana saja ia berada menurut tujuan yang ingin dicapai masing-masing. Juga dalam dunia pendidikan banyak jenis disiplin yang diterapkan oleh guru di sekolah yang tujuannya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran, serta untuk mempertinggi mutu pendidikan. Karena salah satu usaha guru untuk mencapai tujuan tersebut di atas adalah dengan menerapkan berbagai disiplin yang sesuai dengan tempat, waktu dan keadaan. A.G. Sujono (1987 : 17), membagi disipin sebagai berikut :
1. disiplin mengenai pengaturan waktu
2. disiplin guru dan pegawai lainnya.
3. disiplin mengenai siswa
4. disiplin tentang administrasi sekolah
5. disiplin nasional
Dari uraian di atas dapat disimpulka bahwa ada beberapa jenis disiplin yang harus diterapkan di sekolah.Untuk lebih jelas kelima disiplin tersebut penulis akan menjelaskan satu persatu sebagai berikut :
3.1 Disiplin mengenai waktu
Waktu dalam kehidupan manusia sangatlah penting dan berharga, waktu tidak pernah berhenti menunggu kita, oleh sebab itu dalam kehidupan siapa saja berada selalu harus menjaga dan menggunakan waktu sebaik mungkin.
Oleh karena itu bagi guru di sekolah mengatur peraturan dan tata tertib yang sebaik mungkin tentang segala aspekyang berhubugan mengenai waktu, apakah waktu istirahat meupun mengenai kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman sangatlah penting.
Mengenai tata tertib kehadiran gruru dan pegawai lainnya diadakan absen, sedangkan untuk siswa juga harus di adakan absen jika terlambat, berarti melanggar tata tertib,ia harus menerima sanksi atau ganjaran yang setimpal atau yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dari penjelasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa waktu itu adalah penting dalam kehidupan, karena waktulah yang mnentukan sesuatu dan waktu itu tak pernah menunggu orang yang lengah atau dengan kata lain orang yang tidak disiplin. Dengan demikian kedisiplinan di sekolah mngenai waktu harus benar-benar diterapkan demi tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran serta mempertinggi mutu pendidikan.
3.2 Disiplin guru dan pegawai lainnya
Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, yang didalmnya terlibat guru dan murid seta pegawai lainnya yang dikoordinir oleh kepala yang lazim disebut sebagai kepala sekolah. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pndidikan di sekolah para guru memegang peranan penting baik sebagai tenaga pendidik maupun sebagai tenaga pengajar di sekolah, maju mundurnya suatu sekolah merupakan tanggung jawab guru dan pegawai lainnya yang diawasi dan dikoordinir oleh seorang kepala sekolah. Untuk menjaga agar mutu pendidikan itu tetap terjaga dan tinggi tujuan pendidikan akan tercapai, guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik selalu berusaha dan menciptakan disiplin dalam segala aspek yang berhubungan dengan sekolah dimana ia bertugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan demikian guru pada suatu sekolah merupakan tulang punggung penggerak sekolah dimana ia bertugas untuk mencapai kearah yang lebih baik dan sempurna, untk itu guru harus memiliki sikap, tingkah laku dan kepribadian yang baik dan terpuji serta berwibawa, karena murid atau siswa yang di didik sedikitnya akan seperti gurunya. Dr. Zakiah Darajad merumuskan sebagai berikut :
Tingkah laku atau moral guru pada umumnya merupakan penampila lain dari kepribadiannya, bagi anak didiknya yang masih kecil, guru adalah contoh teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya, guru adalah orang pertama sesudah orang tua yang mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik, kalaulah tingkah laku atau akhlak guru tidak baik, pada umumnya akhlak anak didikpun akan rusak olehnya, karena anak mudah terpengaruh oleh orang yang dikaguminya, atau dapat juga menyebabkan anak didik gelisah, cemas atau terganggu jiwanya karena ia menemukan contoh yang berbeda atau berlawanan dengan contoh yang selamanya didapatkan d ruma dari orang tuanya.

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa sikap, tingkah laku dan kepribadian guru sangat mempengaruhi sikap dan kepibadian anak didik, karena seorang anak ia mendapat pembinaan dan didikan dari guru merupakan didikan dan binaan yang utama diterima sesudah di rumah dari orang tuanya.
Disamping itu guru merupakan tulang punggung untuk menggerakkan dan menciptakan tujuan disuatu sekolah dan tujuan pendidikan. Untuk itu di sekolah diciptakan tatatertib dan peraturan yang cocok dan tepat serta sesuai dengan waktu, tempat dan keadaan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, A.G Sujono merumuskan sebagai berikut : “Tidak mungkin pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan baik, jika keadaan tidak tertib. Apabila tingkah laku para murid terikat oleh peraturan dan sebaliknya keadaan dapat terlambat dan kadang-kadang tidak tercapai karena peraturan dan tata tertib dilanggar”.

Dari kutipan di atas dapat dikatakan bahwa guru tanpa penerapan disiplin yang sesuai di sekolah cenderung tujuan pendidikan dan pengajaran tidak akan tercapai. Untuk tercapainya tujuan tersebut dan untuk mempertinggi mutu pendidikan bukan suatu pekerjaan yang mudah, oleh karena itu para guru dan pegawai lainnya yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah, menciptakan berbagai peraturan yang diterapkan untuk para guru dan pegawai lainnya yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah, menciptakan berbagai peraturan yang diterapkan untuk para guru dan pegawai lainnya.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa jika guru sudah melakukan tugasnya dengn disiplin sebagaimana yang telah ditentukan sebelumnya maka tujuan akan tercapai sebagaimana mestinya. Disamping iu kepala sekolah tidak mungkin menjaga dan menjalankan semua tugas sekolah sendiri tanpa kerjasama secara terpadu dengan dewan guru, pegawai, siswa dan orang tua murid serta masyarakat sekitarnya secara tertib, teratur, kontinyu dan disiplin.
3.3 Disiplin Siswa
Siswa-siswa adalah sebagai subjek didik yang akan menerima bimbingan, binaan da arahan sejumlah ilmu pengetahuan disekolah dari gurunya, untuk memperoleh itu siswa dalam mengikuti pelajaran harus dalam keadaan aman, tertib, dan teratur, oleh karena itu perlu kiranya untuk terjaminnya ketertiban dan keamanan suatu peraturan tertentu secara disiplin.
Bagaimanapun peraturan dan disiplin diterapkan bagi siswa, tetapi ada juga yang ingin melanggarnya terhadap ketentuan yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh jiwa dan tngkah laku siswa yang beraneka ragam, siswa yang bergaul dan tinggal di lingkungan yang beraneka ragam dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku si anak. B. Simanjuntak menjelaskan sebagai berikut :
Lingkungan tempat anak berpijak sebagai mahluk sosial ialah masyarakat. Manusia sebagai mahluk tidak dapat melepaskan dirinya dari masyarakat, anak dibentuk oleh masyarakat an dia sebagai anggota membutuhkan masyarakat. Kalau pembentukan masyarakat itu baik maka akan membawa anak kepada pembentukan tingkah laku yang baik tidak dapat membuat kelakuan seseorang anak menjadi jahat karena anak-anak sifatnya meniru.

Dari kutipan di atas dapatlah dikatakan bahwa disiplin bagi siswa sangat penting pada suatu sekolah, karena jumlah siswa yang sekian banyak juga yang mempunyai sifat dan tingkah laku yang berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan dan masyarakat sekitarnya dimana anak itu tinggal. Untuk ketertiban dan keamanan situasi belajar mengajar, maka siswa harus dibatasi dengan suatu peraturan, tata tertib sekolah, karena apabila siswa kurang adanya peraturan disiplin cenderung proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan tidak tercapai.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas S. Nasution menjelaskan sebagai berikut : “Jika suatu sekolah tidak ada tata tertib tentang disiplin murid maka murid sering ribut dalam kelas, mengganggu temannya, tidak melakukan tugasnya sering membolos bahkan melawan gurunya, maka disini sudah barang tentu tidak akan mncapai tujuan pendidikan yang diharapkan oleh sekolah”.
Dari kutipan di atas dapat dikatakan bahwa kdisiplinan bagi siswa atau murid harus ditegakkan sebaik mungkin dengan menggunakan satu teknik tersendiri tidak secara kekerasan, tetapi harus membina kesadaran murid atau siswa terhadap yang dilakukan untuk norma dan tat tertib.
Dalam hal ini S. Nasution (1986:7) menjelaskan sebagai berikut “Agar anak-anak sanggup menentukan kelakuannya sendiri yangs sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat, pada hakekatnya disiplin membimbing kearah kedewasaan sehingga ia sanggup berdiri sendiri menghadapi situasi dalm hidupnya”.
Dari kutipan di atas dapatlah disimpulkan bahwa tujuan penerapan disiplin bagi siswa adalah agar siswa itu dapat terbina kearah ketingkat yang lebih baik dan sempurna, semua itu bertujuan untuk mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan.
3.4 Disiplin Administrasi sekolah
Dalam adminitrasi sekolah terdapat petugas personal lainnya seperi pemilik sekolah, pngawas sekolah, petugas bimbingan dan penyuluhan, yang kesemuanya ini mempunyai tujuan dan harapan sekolah. Maka untuk itu perlu kiranya dibuat satu peraturan, tata tertib yang jelas dan tegas sehingga tujuan yang diharapkan tidak searah dan tidak kabur.
Disamping itu pimpinan sekolah (kepala sekolah) perlu juga mengawasi dan mengontrol mengenai susunan administrasi yang dilaksanakan oleh tata usaha, agar tujuan dari pada administrasi sekolah itu terarah kepada menunjangnya tujuan dan pengajaran pendidikan.
Jika administrasinya baik pada suatu sekolah, maka sekolah itu akan dapat menciptakan suasana sekolah yang maju dan dapat meningkatkan mutu pendidika itu sendiri. Winarno Surachmad (1982:17) menjelaskan bahawa “ Disiplin di sekolah dapat berjalan dengan baik apabila semua komponen sudah menjalankan fungsinya masing-masing yang telah di atur sebelumnya baik mengenai : 1) perencanaan, 2) pengorganisasian,3) pengarahan,4) koordinasi maupun 4) pengawasan”
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis disiplin mengenal administrasi sekolah sangat penting, karena administrasisekolah sangat penting, karena administrasi sekolah sangat menntukan maju mundurnya sekolah itu. Apabila administrasisekolah sudah baik dan sempurna berarti mutu pendidikan di sekolah itu sudah tinggi, tujuan pendidikan dan pengajaran sudah tercapai.
3.5 Disiplin Nasional
Disiplin nasional di sekolah harus diterapkan secara bersama oleh guru untuk menyadarkan bahwa bernegara dengan sifat kebangsaan yang tinggi, sehingga terhindar dari perbedaan suku, ras dan daerah. Unuk ada kesatuan dan persatuan agar tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran.
Peraturan dan ketertiban yang diterapkan guru di sekolah bertujuan untuk mempersatukan siswa dengan siswa, guru dengan guru yang terdiri dari berbagai suku dan daerah. Disamping itu disiplin nasional bertujuan untuk mempertebal semangat kebanggaan bangsa Indonesia.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa, disiplin nasional sangat penting bagi setiap warga negara lebih-lebih bagi siswa sebagai generasi penerus bangsa dimasa-masa mendatang, karena negara akan terus maju dan berkembang, jika generasi itu baik dan pandai membawa diri, serta adanya suatu kesatuan yang bulat, sesuai dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin bagi guru di sekolah
Tiap usaha dan tindakan yang dilakukan orang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Begitu pula halnya dengan guru di sekolah, menerapkan disiplin di sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin bagi guru disekolah secara umum terdiri dari dua faktor sebagai berikut :
4.1 Faktor yang berasal dari dalam diri guru.
Faktor dari dalam diri guru adalah faktor yang timbul dari dalam diri sendiri dimana faktor tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap kedisiplinan guru di sekolah, faktor tersebut adalah faktor psikologis,
Faktor ini adalah faktor yang berwujud kepribadian, pikiran, ingatan. Dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi kedisiplinan seorang guru di sekolah, adapun yang termasuk dalam faktor ini adalah kepribadian, motivasi, Intelegensi, yang menurut Ibrahim Husin merumuskan sebagai berkut : “murid yang melanggar disiplin, misalnya anak-anak yang sering ribut dalam kelas, sering mengganggu temannya, tidak melakukan tugasnya, sering membolos, melawan guru sudah tentu tidak tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan”.
Maka dapat disimpulkan bahwa intelegensi guru rendah dapat membuat siswa bosan terhadap pelajaran yang diberikan, sebaliknya jika intelegensi guru tinggi maka suasana kelas akan tercapai, maka tujuan pendidikan akan tercapai sebagaimana yang diharapkan.

4.2 Faktor yang berasal dari luar diri guru.
Adalah faktor yang berasal dari luar diri guru itu sendiri seperti lingkungan, pendidikan dan sebagainya. Adapun faktor itu dapat dibagi lagi antara lain :
a. Faktor pendidikan
Kedisiplinan guru di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun faktor yang sangat penting adalah pribadi guru. Baik tidaknya disiplin di sekolah sangat tergantung guru itu sendiri.
Faktor pendidikan guru juga mempengaruhi kedisiplinan di sekolah, karena mengenai pengetahuan yang diperoleh oleh guru yang satu dengan yang lain tetap berbeda, karena menurut bidangnya masing-masing, misalnya seorang guru dia mempunyai disiplin ilmu mengenai sejarah, tetapi di sekolah tersebut oleh kepala sekolah atau pihak lain yang berwenang menyuruh ia mengajar Bahasa Inggris atau Matematika, jelas hal ini tidak sesuai, sehingga terjadi kontradiksi didalam jiwanya, apalagi pihak murid.
Jika terjadi hal yang demikian maka proses belajar mengajar tidak berjalan dengan lancar, karena hal ini dapat membosankan baik dipihak guru maupun dipihak murid.
b. Tempat Tinggal dan Keluarga
Tempat tinggal guru dapat juga mempengaruhi kedisiplinan disekolah, karena jika guru yang mengajar pada suatu sekolah yang tempat tinggalnya jauh dengan sekolah dimana ia ditugaskan, kecenderungan ia akan terlambat apalagi transportnya agak sulit.
c. Kebutuhan
Seorang gurun yang gajinya sekedar memenuhi kebutuhan pokok, sedangkan lainnya terpaksa mencari diluar dinas. Apalagi guru tersebut mempunyai tanggung jawab yang besar maka dengan sendirinya ia harus mengutanamakan pekerjaan diluar dinas untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga ia sering melanggar ketentuan sekolah atau kurang disiplin.
5. Pengaruh Kedisiplina Guru dan kaitannya dengan mutu pendidikan
Disiplin bukanlah masalah baru disekolah tetapi sudah merupakan suatu ketentuan, oleh sebab itu kemajuan suatu lembaga pendidikan dipengaruhi oleh tingkat kedisiplinan baik guru, murid maupun personil lainnya. Sehubungan dengan hal ini S. Nasution (1982 : 66) menegaskan bahwa : “Jadi untuk mecapai disiplin yang baik guru hndaknya selalu mempertinggi kesanggupan mengajar, mengusakhakan hubungan baik dalam pergaulannya dengan anak dan menaruh perhatian khusus kepada anak-anak di sekolah yang melanggar tata tertib. Di sisi lain untuk meningkatkan mutu pendidikan, tida hanya dituntut siswa harus disip;lin tetapi guru dan perangkat lainnya disekolah juga harus disiplin”.
C. Kesimpulan
1. Menurut A.G Sujono “tidak mungkin pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan baik, jika keadaan tidak tertib, segala sesuatu telah tercapai dalam suasana teratur apabila tingkah laku para murid terikat oleh peraturan, sebaliknya keadaan dapat terlambat bahkan kadang-kadang tidak akan tercapai tujuan kalau peraturan, tat tetib di langgar. Dengan demikian disipin besar sekali pengaruhnya terhadap peningkatan mutu pendidikan, beliau membagi disiplin menjadi lima yaitu 1) disiplin mengenai pengaturan waktu, 2) disiplin guru dan pegawai lainnya, 3) disiplin mengenai siswa, 4) disiplin tentang administrasi sekolah dan 5) disiplin nasional
2. Winarno Surachmad menjelaskan bahwa “ Disiplin di sekolah dapat berjalan dengan baik apabila semua komponen sudah menjalankan fungsinya masing-masing yang telah di atur sebelumnya baik mengenai : 1) perencanaan, 2) pengorganisasian,3) pengarahan,4) koordinasi maupun 5) pengawasan”
3. Oteng Sutrisna, menjelaskan kedisiplinan guru dan pegawai pada suatu sekolah adalah :
• Menegakkan disiplin waktu, kepada setiap pegawai datang pada waktu yang telah ditentukan, jika terlambat dikenakan sanksi yang setimpal dan wajar.
• Guru harus disiplin pada waktu mengajar, dan mmpersiapkan alat-alat/bahan (materi) atau membuat satuan pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
• Bagi guru yang tidak bisa hadir pada jam mengajarnya, ia terlebih dahulu satu hari sebelumnya melaporkan kepada kepala sekolah agar dinanti dengan guru yang lain untuk sementara.
• Guru harus membuat absen tersendiri selain absen kelas.
• Guru bimbingan dan penyuluhan benar-benar harus berfungsi.
• Guru harus berhubungan baik dengan siswa dan orang tuanya serta masyarakat sekitar.
• Kepala sekolah harus mengadakan musyawarah terbuka dengan para dewan guru dan pegawai lainnya, paling sedikit sekali dalam sebulan, guna untuk memecahkan bersama jika ada masalah-masalah yang dihadapi oleh guru itu sendiri.
D. Rekomendasi
Berdasarkan PP No. 30 tahun 1982 tentang Gerakan Disiplinan Nasional maka guru harus dapat meningkatkan kinerjanya demi tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran sebagamana mestinya. Oleh karena itu hasil pembahasan ini hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan masukan oleh bagi semua pihak yang mempunyai hubungan dengan peningkatan mutu pendidikan dan kelancaran proses belajar mengajar.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Gondokusumo, A. A, MA, Ph.D. Komunikasi Penugasan bagi Eksekutif Supervisor Karyawan, Gunung Agung, Jakarta.

Ibrahim Husin, Kenakalan Anak-anak, PT. Alma’ Arif, Bandung.

Lampiran surat Direktorat Jenderal, PDM, tanggal 4 Desember 1980No. 7917/C/T. 80, tentang Petunjuk Langkah-Langkah dalam menanggulangi kenakalan pelajar.

Muhammad Hasyim, Penuntun Dasar Kearah Penelitian Masyarakat, Pedoman Ilmu Jaya, Cetakan II, 1983

Nasution, S, Didaktik Sekolah Pendidikan Guru, Azas azas Metode Bagi Pengajaran dan Evaluasi, Dep P&K, Jakarta

Otang Sutisna, Prof. Dr, MSc. Ed, Administrasi Pendidikan. Gunung Agung, 1978

Pariata Westra, SH. Sutarto Ibnu Hasyim, Kamus Ensiklopedi Administrasi

Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, 1976

Soegarda Pourbakawatja, Kamus Ensiklopedi Pendidikan Gunung Agung, Jakarta

Simajuntak, B, Latar Belakang Kenakalan Anak, Alumni Bandung , 1975

Sujanto. A, Halim Lubis, Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian, Penerbit Aksara Baru, Jakarta, 1980

Sujono. A.G, Pendahuluan Administrasi Pendidikan I, Pringgading Solo, 1972

Winarno, Surachmad. Dr, Dasar dan Teknik Research, Tarsito Bandung, 1972

Zakiah, Darajat. Dr, Kepribadian Guru, Penerbit Bulan Bintang, Jakarta 1978

Tidak ada komentar:

Posting Komentar